Sinopsis Film Aquaman + Review


Diceritakan kisah antara manusia biasa yang mencintai seorang Ratu Atlantis bernama Atlanna (Nicole Kidman), dari hasil hubungan yang berbeda dunia itu lahirlah Arthur (Jason Momoa). Walau lahir dari dua dunia yang berbeda, Arthur tetap tumbuh layaknya penghuni Atlantis lainnya. Masa remajanya ia dilatih oleh salah satu komandan dari Atlantis bernama Vulko (Willem Dafoe).

Ketika dewasa, Arthur didatangi Mera (Amber Heard) untuk merebut tahta dari saudara tirinya yang kini menjadi raja Atlantis, King Orm (Patrick Wilson). Tentu saja sebagai pria yang tak haus akan kekuasaan, Arthur menolak. Mera membujuknya karena King Orm berencana menyerang manusia.

Parahnya lagi, King Orm harus memaksa empat kerajaan lainnya untuk menyerang daratan.

Sebelum Kerajaan Atlantis berperang satu sama lain, Arthur harus segera menghentikannya. Tak mudah memang karena ia harus menemukan Trisula dari Raja Pertama yang mampu mengendalikan semua makhluk laut, termasuk lima kerajaan lainnya.


The Flash atau Aquaman

WB memberi pilihan kepada James Wan untuk memilih menyutradarai Flash atau Aquaman, ketika itu pilihan Wan jatuh pada Aquaman.

Alasannya?

Karena latar cerita dan dunia bawah laut dalam kisah Aquaman bisa dieksplor lebih besar dan lebih megah. Bukan tanpa alasan, cita-cita James Wan akan visi kece macam itu ternyata berhasil memukau penonton. Terutama bagi penggemar DC.

Baik penggemar ataupun sekadar penonton biasa, Aquaman berhasil menjadi premis luar biasa bagi World of DC dimana bayang-bayang "gelap" film sebelumnya yang dianggap mengecewakan bisa tertutupi dengan gagahnya.

Non plot hole

Sutradara James Wan cukup cerdas menggarap film ini dengan amat cakap. Itu karena ia mampu membangun cerita yang sebenarnya biasa namun ditata sedemikian rupa sehingga menjadi petualangan antara Arthur dan Mera dengan seru dan menegangkan.

Tak seperti visi Zack Snyder yang terlalu banyak plot hole dan cerita yang terlalu dalam, Aquaman memberikan cerita yang ringan namun tegas bahwa kisahnya memiliki kesan yang berimbang. Cerita berjalan apa adanya tanpa terbebani alur yang meliuk-liuk, apalagi diiringi dengan visual efek nan megah kerajaan Atlantis yang tak pernah orang bayangkan sebelumnya.

Pembagian durasi karakter juga cukup baik, terutama untuk Arthur dan Mera. Layaknya Joker bagi Batman, tentu Black Manta yang diperankan Yahya Abdul-Mateen II ini memiliki peran yang tak begitu banyak. Karena antagonis film ini fokus pada King Orm. Mari berharap bahwa Black Manta akan mendapat porsi cerita yang lebih besar bagi sekuelnya nanti.

Snyder vs Wan

Kedua sutradara fenomenal ini memang memiliki kualitas yang oke punya tapi dengan sentuhan kamera dan visi yang berbeda.

Jika Snyder fokus pada plot yang serius, Wan justru cerdas menempatkan beberapa joke ringan dibeberapa cerita Aquaman. Visi Snyder akan World of DC begitu luas sehingga film yang dibuatnya memunculkan segudang pertanyaan yang mungkin akan terjawab di film DC berikutnya. Sementara James Wan tak seperti itu.

Tapi bukan berarti Wan tak memiliki keahlian khusus membuat film ini menjadi menarik. Justru sebaliknya, gerakan kamera berputar yang khas selalu dilakukan James Wan menghiasi spot cerita di film ini.

Adegan pertarungan di laut antara Arthur dan Mera melawan Trench menjadi scene paling favorit saya. Action horror plus thriller yang memang menjadi ciri khas James Wan.

Soal musik latar? Jangan ditanya lagi. Scoring menggelegar mewarnai petualangan Arthur dan Mera mulai dari laut sampai ke gurun, lalu kembali ke laut lagi. Musik tema Black Manta menjadi favorit saya.

Kesimpulannya, Aquaman adalah film yang santai namun serius disegala bidang. James Wan tidak sedang "menyelamatkan" World of DC, karena memang tak ada yang perlu diselamatkan. Film-film DC terdahulu memang jauh dari kata sempurna tapi bukan berarti harus dikatakan gagal. Film DC memiliki keunikan tersendiri dengan tema dark and serious. Saya suka itu dan beberapa orang takkan suka. 10/10




Plot Keywords: atlantis | based on comic | dc comics | superhero | one word title
Taglines: Home is calling.
Genres: Action | Adventure | Fantasy | Sci-Fi
Motion Picture Rating (MPAA)
Rated PG-13 for sequences of sci-fi violence and action, and for some language
Watching Date: 12 December 2018 (USA)
Production Co: DC Comics,DC Entertainment,Panoramic Pictures

0 komentar:

Post a Comment