Sinopsis Film Attack on Titan: Part 1


Lebih dari 100 tahun yang lalu, entah darimana para Titan tiba-tiba muncul dan melahap sebagian besar manusia dan membinasakan sebagian peradaban. Manusia yang selamat membangun tiga tembok pusat besar untuk mencegah adanya serangan Titan kembali. Dalam tembok tersebut, manusia kembali hidup damai meski tetap menyadari bahwa tak ada jaminan tembok tersebut takkan runtuh.

Adalah tiga sekawan Eren (Haruma Miura), Mikasa (Kiko Mizuhara) dan Armin (Kanata Hongô) yang lahir dan tumbuh besar jauh sejak tembok dibangun. Jadi pengetahuan mereka tentang dunia luar sangatlah minim. Terutama mengetahui tentang laut dan sebagainya. Termasuk mitos titan yang menjadi bayang-bayang teror mereka sejak kecil.

Karena rasa ingin tahu Eren yang terlalu tinggi, ia bosan hidup di balik tembok dan mengajak Mikasa beserta Armin untuk memanjat dan melihat dunia luar sebenarnya. Tapi belum juga mereka keluar, para Titan tiba-tiba menyerang dan meluluhlantahkan pertahanan bagian luar. Sehingga memaksa manusia yang selamat belindung dibalik tembok pusat.

Dalam serangan itu, Eren harus rela kehilangan Mikasa yang dimangsa oleh Titan. Untuk itu, ia bertekad membalas dendam dengan menjadi relawan perang melawan Titan yang dibuka oleh Pemerintah. Tapi dalam misi menutup kembali tembok yang runtuh, sayangnya Eren juga harus berkorban. Tidak dengan nyawanya, melainkan dengan sesuatu yang jauh lebih berbahaya.


Sebelumnya saya ingin bilang jika saya sebenarnya bukan seorang penggemar dari manga dan anime dari film live action ini. Saya tidak akan bisa membandingkan antara anime ataupun dengan filmnya. Mengingat sebenarnya film ini juga sempat memancing kontroversi karena ceritanya jauh berbeda dari versi manga dan anime-nya. Maka dari itu saya berdiri ditengah-tengah antara kedua kubu tersebut dalam menulis ulasan ini.

Bagi saya, film Attack on Titan sudah berusaha memberikan visual effect yang membanggakan meski masih jauh dari visual effect sekelas film Hollywood. Tapi itu sudah memuaskan menurut saya dan menjadi nilai tambah mengingat ini hanyalah film yang dibuat oleh Jepang sendiri. Tidak dengan bantuan siappun. Soal visual effect, Indonesia kapan??

Attack on Titan hadir dengan tema yang jauh berbeda, karena latar ceritanya sendiri berada di dunia modern sedangkan dalam manga latarnya bercerita di abad pertengahan. Tapi itu tak lantas membuat film ini menjadi bagus, soalnya alur ceritanya sendiri menurut saya sangatlah kurang. Pasalnya adegan melawan para titan lebih di utamakan bersama dengan ledakan yang membabi buta daripada mengembangkan ceritanya sedikit demi sedikit.

Jika di manga dan anime-nya para pasukan pembasmi Titan memutuskan untuk mencari hidup di luar tembok, namun di film ini cerita hanya berlatar dibalik tembok yang harus ditutup kembali. Mungkin untuk menghemat budget atau saja menghemat durasi yang diadaptasi dari cerita yang sangat panjang.

Sehingga, cerita di film ini tak ayal hanyalah cerita klise atau sekedar sampingan karena kalah porsi dari adegan aksi yang ada. Sedikitnya porsi cerita di film ini semakin didukung dengan sisa manusia yang hidup sehingga tidak ada banyak cerita yang disampaikan selain bagaimana upaya untuk bertahan hidup saja. 2/10.




Plot Keywords: titan | giant | man eating giant | post apocalypse | live action
Genres: Action | Adventure | Drama | Fantasy | Horror
Country: Japan
Language: Japanese
Release Date: 30 September 2015
Also Known As: Attack on Titan: The Movie
Filming Locations: Tsukuba-Mirai, Ibaraki, Japan
Gross: $258,794 (USA) (30 September 2015)
Production Co: Kôdansha, Licri, Nikkatsu

0 komentar:

Post a Comment