Sinopsis Film Macbeth


Siapa sih yang tidak tertarik dengan tahta? Semua orang menginginkannya tak terkecuali untuk seorang pemberani seperti Macbeth (Michael Fassbender). Macbeth adalah seorang jenderal Skotlandia yang terkenal gagah dan pantang menyerah dalam pertempuran. Sehingga hal itu membuat Raja Duncan (David Thewlis) sangat membanggakan dirinya.

Awal cerita disini benar-benar berjalan sangat lambat. Ditandai dengan adanya narasi dari Macbeth sendiri yang menggambarkan seolah-olah film ini adalah pentas. Persis seperti cerita karakter Macbeth yang dilakukan di setiap adegan drama. Jadi, sejak awal menurut saya Macbeth ini benar-benar sangat membosankan.

Cerita berlanjut ketika Macbeth mulai terobsesi dengan tahta yang dimiliki Raja Duncan. Ia pun berencana menggulingkan sang Raja dengan membunuhnya. Apalagi rencana tersebut didukung penuh oleh istrinya (Marion Cotillard).

Setelah berhasil membunuh Raja Duncan, Macbeth bukannya memimpin Skotlandia dengan tenang. Tapi malah gelisah dan mulai melakukan pembunuhan terhadap pejabat-pejabat kerajaan yang mungkin mengetahui perbuatannya. Bukan hanya itu, rekan yang paling dipercayainya pun, Banquo (Paddy Considine) menjadi sasaran pembantaiannya karena takut nanti dia membocorkannya.

Pada akhirnya, Raja Macbeth menjadi seorang tirani dan membuat rakyatnya benar-benar menderita. Untung saja ada Malcolm (Jack Reynor), putra Duncan yang diasingkan oleh Macbeth sendiri. Berhasil menyatukan prajurit Inggris untuk menyerbu Macbeth dan merebut kembalu tahta yang bukan milik Macbeth.

Di bagian akhir ini, film Macbeth benar-benar menjanjikan sebuah pertempuran epik antara Inggris dan Skotlandia. Sayangnya yang muncul bagi saya adalah sebuah tragedi. Bukan tentang karakter Macbeth, melainkan tentang ending-nya. Dimana tak ada pertempuran epik sama sekali, benar-benar mengecewakan.

Sutradara Justin Kurzel seolah memaksakan film ini tetap pada jalur panggung teater yang di set dalam bentuk film. Jadi sebenarnya sangat penuh akan potensi, sayangnya saya melihat film ini tampak membosankan sejak awal film berjalan.

Selain gagal untuk mencoba beradaptasi dengan memainkan seni teater di layar lebar, film Macbeth bisa lebih mengecewakan lagi ketika ia mempertahankan dialog asli yang sulit untuk dicerna maknanya. Rumusan kalimat kompleks ala Shakespeare ini begitu tinggi sehingga membuat penonton seperti saya cepat kehilangan minat untuk terus menonton.

Soal akting para aktornya, saya rasa bukan masalah karena semuanya diisi oleh pemain yang memang berkompeten. Hanya saja, sekali lagi saya katakan kalau film ini tidak memberikan minat yang menarik untuk saya pribadi. 1/10.




Plot Keywords: king | scotland | macbeth | ambition | murder
Taglines: All hail
Genres: Drama | War
Country: UK | France | USA
Language: English
Release Date: 11 December 2015 (USA)
Also Known As: Makbet
Filming Locations: Surrey, England, UK
Production Co: See-Saw Films, DMC Film, Anton Capital Entertainment (ACE)

2 komentar:

  1. Terlalu puitis....kl diaplikasikan ke romeo and juliet masih masuk. Tp film perang??alhasil tidur pas nonton huahaha

    ReplyDelete