Sinopsis Film The Nutcracker and the Four Realms + Review
Natal kali ini berbeda, amat sangat berbeda bagi Clara (Mackenzie Foy) tanpa ibunya yang baru saja telah meninggal. Ia begitu kehilangan orang yang amat ia cintai, begitu pula dengan kedua saudaranya. Ayah Clara yang juga sedang berduka, Mr. Stahlbaum (Matthew Macfadyen) memberikan hadiah yang ditinggalkan oleh Marie untuk masing-masing dari ketiga anaknya.
Hadiah Clara adalah telur berornamen yang membutuhkan kunci khusus untuk membuka pesan tersembunyi yang ditinggalkan ibu Clara untuknya. Salah satu petunjuk membuka telur tersebut adalah melalui Drosselmeyer (Morgan Freeman). Hal itu pula yang membawa Clara ke alam semesta fantastis dimana ibunya adalah seorang Ratu.
Alam tersebut terdiri dari empat alam, yaitu Alam Bersalju, Alam Permen, Alam Bunga dan alam keempat yang rusak, dipimpin oleh Mother Ginger (Helen Mirren) yang jahat.
Semesta paralel
Di film ini, penonton disuguhi pembukaan ala Disney yang menakjubkan dan penuh dengan kemegahan. Dimana ini akan menjadi persiapan efek visual yang berlimpah di seluruh cerita film. Dan tentu saja ketika Clara berada di semesta ini, penonton akan merasa berada di semesta yang hampir mirip dengan alam Alice in Wonderland atau Oz the Great and Powerful.
Clara berteman dengan seorang prajurit Nutcracker bernama Phillip (Jayden Fowora-Knight) yang dengan cepat menjadi pengawal pribadinya. Pemimpin Alam Permen yang bernama Sugar Plum (Keira Knightley) meminta Clara untuk mengambil kunci yang dipegang Mother Ginger sebelum ia menghancurkan keempat alam.
Dengan polosnya, Clara yang terlalu takut menjadi seperti ibunya, dengan menjadi Ratu keempat Alam harus membantu Sugar Plum. Tanpa mengetahui konsekuensi yang mungkin tak ia pikirkan sebelumnya.
Visual tetap jempolan
Selain karakter utama Clara, kuda yang menjadi tunggangan setia Phillip dan tikus kecil membuat penampilan dan kepribadian mereka lebih memikat ketimbang karakter manapun dalam film kecuali Sugar Plum. Tidak ada yang lebih menghibur sebenarnya, baik dari segi komedi maupun karakter sekunder seperti Richard E Grant dan Eugenio Derbez.
Jika kita berbicara mengenai film yang berada di bawah naungan Disney, tentu hal yang wajar untuk mengharapkan gaya dan kesan yang membawa penonton untuk benar-benar terhubung dengan karakter atau ditarik oleh cerita, tetapi di luar itu, Efek visual tetaplah sangat bagus dan memuaskan mata.
Tetap klasik
Disney tampaknya mulai kehilangan pendekatan kreativitas akan cerita yang berbasis dongeng dari buku-buku. Ini dibuktikan dengan sutradara Lasse Hallström dan Joe Johnston yang tampak kehilangan arah dalam membuat cerita kerajaan dan dongeng ala Disney. Menambah kesan yang membingungkan dan kurangnya kohesi dalam alur cerita dimana kenyataannya bahwa dua sutradara yang sangat berbeda ini bekerja pada satu proyek.
Jadi adil saja, sebenarnya film ini bukanlah Nutcracker klasik yang selalu dilihat dalam bentuk mainan ataupun di buku bergambar anak-anak, melainkan versi cerita pendek dari buku The Nutcracker and the Mouse King oleh E.T.A. Hoffman. Hanya saja dikemas dengan sedikit berbeda. Namun berbeda tidak selalu berarti lebih baik, kadang-kadang memang hanya berarti berbeda. 5/10
Plot Keywords: fairy tale | fairy | magical object | disney | f rated
Taglines: In 2018, the legend you know has a dark side.
Genres: Adventure | Family | Fantasy
Motion Picture Rating (MPAA)
Rated PG for some mild peril
Release Date: 2 November 2018 (Indonesia)
Production Co: The Mark Gordon Company, Walt Disney Pictures
Taglines: In 2018, the legend you know has a dark side.
Genres: Adventure | Family | Fantasy
Motion Picture Rating (MPAA)
Rated PG for some mild peril
Release Date: 2 November 2018 (Indonesia)
Production Co: The Mark Gordon Company, Walt Disney Pictures
0 komentar:
Post a Comment