Sinopsis Film The Wind Rises
Dengan memilih untuk mengangkat kisah mengenai Jiro Horikoshi, mau tak mau Hayao Miyazaki membuat filmnya mendapat perhatian lebih dari sisi sosial dan politik. Penyebab utamanya tentu saja adalah karena Horikoshi adalah pencipta pesawat tempur Mitsubishi A6M Zero yang digunakan untuk menyerang Pearl Harbor di tahun 1941. Miyazaki yang dituduh mengesampingkan isu penting seperti keterlibatan Jepang sebagai agresor dan penjajah dianggap telah memalingkan wajah dari kenyataan. Membuat film dari sejarah memang banyak mengundang kontroversi.

Jiro Horikoshi adalah seorang anak dari sebuah kota kecil. Ia bermimpi mengenakan kacamata penerbang dan dapat terbang dari atap rumah dengan pesawat terbang yang mirip seperti burung. Setelah terbang beberapa saat, sebuah kapal sangat besar muncul dari balik awan, dan menjatuhkan bom. Pesawat yang diterbangkan Jiro hancur. Ia jatuh ke tanah dan terbangun. Dari sebuah majalah pesawat terbang berbahasa Inggris yang dipinjamnya dari seorang guru sekolah, Jiro membaca cerita tentang perancang pesawat terbang Italia bernama Caproni. Majalah tersebut dibacanya dengan bantuan sebuah kamus bahasa Inggris. Ia kemudian bermimpi lagi. Kali ini ia bermimpi bertemu Caproni yang terkejut karena seorang anak laki-laki Jepang datang mengganggu mimpinya. Keduanya lalu menyadari bahwa mereka memiliki mimpi yang sama. Caproni memberi tahu Jiro kalau anak berkaca mata tidak dapat menjadi pilot, dan menyarankannya agar menjadi insinyur pesawat terbang. Jiro terbangun dan memutuskan kalau besar ia akan membuat pesawat terbang.

Setelah besar, Jiro pindah ke Tokyo untuk belajar menjadi insinyur. Ia bertemu dengan gadis bernama Naoko yang ditemani oleh seorang pelayannya. Gempa bumi besar Kanto 1923 terjadi ketika Jiro dan Naoko sedang naik kereta api. Kereta api yang ditumpangi keduanya anjlok. Naoko mengalami patah kaki. Jiro mengantarkan Naoko dan pelayannya pulang ke rumah, tetapi langsung berlalu tanpa memberi tahu namanya. Ia ingin cepat-cepat sampai di Universitas Kekaisaran Tokyo untuk menyelamatkan buku-buku perpustakaan dari kebakaran besar yang sedang melanda Tokyo.

Jiro mendapat kerja di pabrik pesawat terbang. Ia bermimpi dapat menjadi salah seorang perancang pesawat terbang yang lebih baik dan lebih aman. Penemuan-penemuannya memajukan perusahaan pesawat tempatnya bekerja. Jiro dikirim ke Jerman untuk belajar. Ia lalu bertemu Naoko di sebuah resor musim panas di Karuizawa, dan melamarnya. Naoko ternyata sudah sakit tertular tuberkulosis dan tidak mau menikah sebelum sembuh. Setelah dirawat di sebuah sanatorium, Naoko mendatangi Jiro dan keduanya menikah.

Saudara perempuan Jiro yang seorang dokter mengingatkan Jiro bahwa pernikahannya dengan Naoko tidak akan berlangsung lama. Ketika itu, tuberkulosis adalah penyakit yang masih tidak dapat disembuhkan. Meski kesehatan Naoko terus menurun, pernikahan Jiro dan Naoko dilewati keduanya dengan penuh kebahagiaan. Jiro meninggalkan istrinya yang sedang sakit karena sibuk merancang sebuah prototipe pesawat yang akan menjadi pesawat pertamanya. Pada hari uji terbang pesawat tempur Zero, Jiro mendapat firasat dari angin yang berhembus bahwa istrinya telah meninggal dunia.

Film ini diakhiri dengan mimpi buruk Jiro yang menyesali pesawat tempur yang dirancangnya telah menyebabkan banyak kematian. Caproni menghiburnya dengan mengatakan bahwa mimpi masa kecil Jiro telah terwujud. Naoko juga hadir dalam mimpi untuk menasihati Jiro. Setelah Naoko pergi, Jiro mengucapkan terima kasih kepada Caproni untuk segala petunjuk yang diterimanya.

Jirô  : "Le vent se lève. Il faut tenter de vivre."

0 komentar:

Post a Comment