Saya sudah banyak melihat film bertema gay, meski pada dasarnya memang menjijikkan tapi harus kita sadari semua itu hanya tuntutan peran dan akting dalam film. Tapi membuat film seperti itu seharusnya ditopang dengan cerita yang menarik, minimal dengan cerita yang memilukan. Dari semua hal itu, tak satupun ada yang saya liat di film Love Is Strange.

Mengenai pasangan gay tua yang mencari tempat tinggal, so what?! Tak ada yang menarik selain dalam ceritanya menyusahkan orang -orang yang tinggal bersamanya. Ceritanya datar dan tak ada kesan mengejutkan bahkan mengeluarkan emois meski hanya sesaat. Semuanya seakan menjadi soso protagonis, satu-satunya yang terlihat jahat disini adalah pihak gereja yang ada dalam film.

Baik terlambat maupun menonton film setengah akhirnya saja takkan mengurangi intensitas cerita yang hilang, karena pada dasarnya cerita yang diberikan amat sangat membosankan dan tak ada keterkaitan cerita antara satu dengan yang lainnya. Satu-satunya yang saya terima di film ini adalah cinta memanglah hal yang aneh, selebihnya itu adalah hal yang membosankan. 1/10.

Sinopsis Film Love Is Strange

Setelah Ben (John Lithgow) dan George (Alfred Molina) menikah, George dipecat secara sepihak dari pekerjaannya sebagai pengajar. Hal itu memaksa mereka untuk menjual apartemen mereka dan tinggal dengan teman-teman mereka secara terpisah untuk sementara waktu. Situasi yang Ben dan George alami berbeda, Ben yang tinggal bersama keluarganya seakan tak kehadirannya tak diterima oleh keponakannya.

Sementara di tempat lain George berusaha mencari pembeli apartemen mereka agar segera bisa membeli rumah untuk ia tinggali bersama Ben. George dikejar waktu karena ia sadar semakin lama ia dan Ben menumpang, semakin rumit permasalah yang akan timbul akibat kehadiran mereka.

"Love does not delight in injustice..."



0 komentar:

Post a Comment