Secara keseluruhan, cerita film The Good Lie yang diperankan oleh beberapa aktor lokal Afrika ini sudah lumayan bagus. Hanya saja, jika ceritanya fokus ketika para karakter berjalan di gurun pasir mungkin itu akan lebih menarik. Kalau bukan, tentu saja judulnya bukan The Good Lie lagi. Sejujurnya saya kehabisan kata-kata untuk mengomentari film ini, tapi untuk mengatakannya film yang bagus rasanya tidak terlalu wah. Jika berkaca di IMDb, saya bingung mau beri bintang berapa.
Kisah The Good Lie bermula ketika peperangan terjadi sekitar tahun 1983 di Sudan. Warga negara Sudan yang terjebak dalam peperangan itu harus mengungsi dan berjalan sejauh ribuan mil agar terhindar dari korban peperangan. Termasuk Mamere (Arnold Oceng), Jeremiah (Ger Duany), Paul (Emmanuel Jal), Abital (Kuoth Wiel). Kedua orang tua Mamere tak luput menjadi korban dari peperangan tersebut. Dalam perjalanan itu juga, Mamere harus melihat kakaknya Theo di ambil oleh para pemberontak.
Ketika tiba di tempat pengungsian, mereka hanya bisa bertahan hidup disana hingga akhirnya dewasa. 15 tahun kemudian, bantuan kemanusiaan dari PBB mengirim warga Sudan yang mengungsi ke Amerika untuk mendapatkan kehidupan baru. Mereka yang bersedia dipindahkan akan bertemu dengan agen tenaga kerja dan diberi pekerjaan yang layak sehingga mereka dapat memulai hidup mereka kembali.
Disana Mamere dan yang lainnya harus terpisah dengan Abital yang dikirim ke tempat lain. Tapi berkat bantuan Carrie (Reese Witherspoon), mereka akhirnya bisa bertemu kembali setelah sekian lama. Tak lama kemudian, Mamere mendapatkan kiriman surat atas nama Theo. Dari surat tersebut, Mamere melakukan perjalanan untuk membawa pulang Theo dengan menggantikan dirinya tinggal kembali di Sudan.
Recommended film A Good Lie, ane kebawa perasaan melihat trauma para pengungsi
ReplyDelete