Sinopsis Film Trumbo


Selama tahun 1930-an, sebagai respon terhadap depresi besar dan kemunculan Fasisme, ribuan warga Amerika Mulai bergabung dengan Partai Komunis Amerika Serikat. Setelah Amerika bersekutu dengan Uni Soviet selama Perang Dunia II, semakin banyak yang bergabung dengan C.P.U.S.A.

Penulis naskah Dalton Trumbo, dan juga seorang aktivis hak-hak pekerja, bergabung di Partai ini tahun 1943. Sayangnya, Perang Dingin memunculkan kecurigaan terhadap warga Amerika yang bergabung dengan Partai Komunis, termasuk Trumbo.

Dicekal atau di black list pemerintah mungkin bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Hal itu terjadi pada diri seorang Dalton Trumbo (Bryan Cranston). Trumbo adalah seorang penulis naskah kenamaan di Hollywood. Bukan tanpa alasan karena pemerintah pada saat itu menganggap komunis sebagai sesuatu yang mengancam terjadinya perang saudara di Amerika.

Jadi mau tak mau Trumbo harus menghadapi berbagai pencekalan termasuk publik yang membencinya. Tapi dia tidak sendiri, Trumbo mendukung partai Komunis bersama rekan-rekannya. Tapi itu hanya kesenangan politiknya semata. Karena pada dasarnya ia adalah orang yang senang menulis naskah film. Sayangnya semua film yang ia tulis dianggap mengancam oleh pemerintah sehingga ia harus dihukum penjara selama belasan bulan.

Ketika keluar dari penjara, Trumbo tetap dibenci oleh beberapa orang dan masih menulis film seperti biasanya. Akan tetapi film yang ia tulis tak menyertakan nama di kredit film karena takut orang-orang masih mencekalnya. Beberapa film yang ia tulis yang bukan atas namanya berhasil meraih Oscar. Banyak spekulasi yang mengatakan bahwa film yang memenangkan Oscar dengan naskah terbaik tersebut ditulis oleh Dalton Trumbo.

Trumbo : "I ask is to not be interrupted for every little slice of fucking birthday cake!"

Lumayan

Dari durasinya yang hampir dua jam, saya rasa Trumbo adalah film yang menarik tapi tak cukup berhasil di bagian akhirnya. Jadi penjelasannya begini, penonton dihadapkan pada sebuah cerita mengenai karakter utama yang terlibat partai Komunis. Pada sisi ini mungkin saja cerita mengarah ke latar politik atau drama perang.

Tapi ketika satu jam berlalu, penonton justru dihadapkan pada persoalan karakter Trumbo yang menulis naskah dan meraih beberapa Oscar. Hal inilah yang seolah membuat sutradara Jay Roach lupa tentang permasalahan komunisme yang seharusnya berlanjut sejak awal film memulai ceritanya.

Akan tetapi itu juga bukanlah sebuah persoalan, karena memang ini menceritakan tentang sosok Trumbo saja. Karena apapun latar ceritanya, sosok Trumbo akan selalu ada karena memang begitu judulnya. Penekanan cerita yang bercabang dan berbelok ini justru digarap dengan presisi sehingga memberi kesan cerita yang cukup menarik yang memang didasarkan pada kisah nyata, tapi bagian endingnya justru meninggalkan suatu kesan yang menggantung.

Paruh kedua lebih baik

Ini masih berhubungan dengan plotnya, dimana saya akui bahwa paruh kedua lebih baik ketimbang bagian awal. Karena pada saat menonton saya merasa lebih terlibat soal konflik penulisan naskah daripada konflik komunis di paruh awal. Lalu berakhir dengan catatan kaki dimana endingnya diisi dengan pidato pamungkas si karakter Trumbo.

Disini film Trumbo berusaha memberi pukulan emosional akhir, namun lupa bahwa tampaknya tidak berhasil sama sekali. Seperti yang saya bilang sebelumnya, ada sesuatu yang rasanya kurang alias menggantung. Karena bagian ending ini seolah dipaksakan tanpa memberi unsur klimaks yang berkesan. 5/10.




Plot Keywords: screenwriter | academy awards | blacklist | house unamerican activities committee | father daughter relationship
Taglines: Are you now or have you ever been...
Genres: Biography | Drama
Country: USA
Language: English
Release Date: 25 November 2015 (USA)
Also Known As: Trambo
Production Co: Groundswell Productions, ShivHans Pictures

0 komentar:

Post a Comment