Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Semoga bermanfaat! Ini adalah tulisan yang Insya Allah akan meluruskan begitu banyak kekeliruan tentang kebiasaan umat Islam di indonesia bagaimana mengucapkan doa kepada sesama pada hari-hari besar Islam, terutama hari raya Idul Fitri maupun hari raya Idul Adha. Setelah membaca tulisan ini, semoga kita semua mendapat amalan yang lebih baik sebelum pengucapan yang keliru ini mulai mendarah daging kepada anak cucu kita. Amin.

Ketika hari raya tiba, terkadang kita sering mendapat atau mengucapkan "Minal Aidin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin" kepada orang-orang yang kita temui. Disini orang-orang kadang salah paham yang memahami bahwa mohon maaf lahir dan batin adalah arti dari Minal Aidin Wal Faidzin.

Sebenarnya kata Minal Aidin ini tidak tepat bila disandingkan dengan "mohon maaf lahir dan batin". Sebelum membahas kalimat Minal Aidin Wal Faidzin lebih jauh, mari kita perhatikan dalil dalil terkait yang membahas tentang ucapan Ini :

“Ucapan pada hari raya, di mana sebagian orang mengatakan kepada yang lain jika bertemu setelah shalat Ied : Taqabbalallahu minnaa wa minkum “ [Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (Majmu Al-Fatawa 24/253)]

Artinya : "Semoga Allah menerima amal saya beserta amal Anda”

Jubair bin Nufair :
“Para sahabat Rasulullah SAW bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya : Taqabbalallahu minnaa wa minka (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)”.

Al Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari [2/446] Dalam 'Al Mahamiliyat.

Muhammad bin Ziyad berkata:
“Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi SAW. Mereka bila kembali dari shalat Ied berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain, Taqabbalallahu minnaa wa minka”
(Ibnu Qudamah dalam “Al-Mughni” (2/259)

Memang memberi ucapan selamat kepada sesama bukanlah sunnah yang diperintahkan namun tidak pula dilarang. Dari beberapa dalil di atas, lalu mengapa hanya masyarakat Indonesia yang mengucapkan Minal Aidin Wal Faidzin?

Jika kita mengartikan kalimat Minal Aidzin Walfaidzin ini dan disandingkan dengan kalimat "mohon maaf lahir dan batin", maka artinya kurang lebih seperti :

"Orang-orang yang kembali menuju kemenangan, mohon maaf lahir dan batin."

Sepertinya terlihat tidak konsisten dan terkesan ngawur. Ucapan ini sebenarnya hanya sebuah frase atau bagian lain dari ucapan atau kalimat yang lebih panjang. Jadi sebenarnya bukan kalimat Subyek-Predikat-Obyek yang lengkap.

Secara lengkap, kalimatnya adalah Ja alanallahu wa iyyakum minal aidzin wal faidzin yang artinya “semoga Allah menjadikan kami dan anda sebagai orang-orang yang kembali menuju kemenangan”. Dengan demikian, kalimat Minal Aidin ini tidak memiliki hubungan sama sekali dengan ucapan permintaan maaf atau pun bermaaf-maafan.

Mari kita lihat penerjemahan kalimat Minal Aidin Wal Faidzin dalam keadaan terpisah.
Min, Artinya “termasuk”.
Al-aidin, Artinya”orang-orang yang kembali”
Wa, Artinya “dan”
Al-faidzin, Artinya “ menang”.

Jadi makna Minal Aidin Wal Faidzin jika diterjemahkan kedalam kaidah tata bahasa Arab ke bahasa Indonesia yang benar adalah “Termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang”.

Dalam bahasa Arab, ucapan permintaan maaf biasanya dinyatakan dengan kata afwan yang artinya permintaan maaf yang tulus dan ikhlas. Jika dinilai kurang panjang, bisa diucapkan menjadi afwan zahin wal bathin.

Marilah kita mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW yang mengucapkan Taqabbalallahu minna waminkum. Dan menurut sebuah riwayat, ucapan Rasulullah SAW dilanjutkan oleh sahabat-sahabat, dengan kalimat Shiyamana wa Shiyamakum.

Sehingga kalimat lengkapnya menjadi "Taqabbalallahu minna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum".

Kita bisa melihat tak satupun dari kalimat di atas yang menyinggung persoalan Minal Aidin. Namun jika memang ingin ditambahkan, bisa saja disambung di akhir kalimat.

TAQABBALALLAHU MINNA WA MINKUM, SHIYAMANA WA SHIYAMAKUM. JA’ALANALLAAHU MINAL AIDIN WAL FAIZIN.

Artinya :
Semoga Allah menerima amal-amal saya dan kalian, Amalan puasaku dan puasa kalian. Dan semoga Allah menjadikan saya beserta kalian termasuk dari orang-orang yang kembali menuju kemenangan.”

Nah bukankah mengucapkannya seperti itu lebih baik? Begitu ikhlas dan serasi. Tanpa tersentuh kalimat yang tak jelas artinya. Dan sekali lagi Bukan Minal Aidin wal Faidzin. Karena kalimat ini bukan berarti kalimat permintaan maaf, mungkin hanya berupa doa yang tidak utuh.

Demikian semoga bermanfaat.

Semoga Allah menerima amalanku beserta amalan kalian. Mari kita berdoa, semoga Allah SWT selalu menganugerahi kita umur yang panjang agar selalu menikmati Ramadhan tahun demi tahunnya dengan rezeki dan berkah yang melimpah. Amin.

0 komentar:

Post a Comment