Siapa yang tak kenal Leonardo da Vinci? Seniman terkenal pada abad ke-15. Dirinyalah yang membuat lukisan terkenal sepanjang masa The Last Supper atas permintaan raja kala itu. Lukisan tersebut bercerita tentang perjamuan terakhir Yesus dan para murid-Nya sebagaimana tertulis dalam Injil Yohanes 13:21.

Karena lukisan ini dibuat hanya dengan alat dan bahan apa adanya, maka Da Vinci harus membutuhkan waktu hingga tujuh tahun untuk menyelesaikan The Last Supper dengan sempurna.

Beginilah kisahnya ...

Da Vinci ketika itu ingin menciptakan sosok yang nyata dalam lukisan karyanya. Jadi ia menuntut untuk mendapatkan model yang tepat untuk mewakili setiap karakter yang akan dilukisnya. Termasuk tokoh sentralnya, yaitu Yesus. Seperti film, Da Vinci mengadakan semacam casting bagi anak-anak muda yang tepat.

Anak muda yang terpilih bakal menjadi model untuk lukisan Yesus nantinya. Tapi syaratnya anak muda nanti harus memiliki wajah dan kepribadian yang cocok serta tidak tercemar dosa.

Setelah proses casting, Da Vinci berhasil mendapatkan seorang pemuda berusia 19 tahun dengan wajah polos tanpa dosa yang menjadi model bagi tokoh Yesus dalam lukisannya. Proses melukisnya menghabiskan waktu hingga enam bulan untuk Yesus, sedangkan enam tahun sisanya dihabiskan untuk melukis ke-11 murid Yesus.

Pada tahap akhir lukisan, Da Vinci akan melukis tokoh terakhir Yudas Iskariot. Salah satu murid Yesus yang mengkhianatinya. Jadi Da Vinci harus mendapatkan seseorang yang berwajah keras, munafik, berwajah penipu dan suka menipu sesama teman sendiri, tentunya juga seorang penjahat.

Untuk memudahkan pencariannya terhadap sosok yang mewakili karakter Yudas Iskariot, Da Vinci memutuskan mencarinya di berbagai penjara di Italia. Setelah pencarian yang panjang, Da Vinci akhirnya berhasil menemukan seorang lelaki brewok dengan penampilan yang tak terurus lagi, lelaki yang cocok untuk menggambarkan karakter Yudas sang pengkhianat. Lelaki tersebut akan mendapatkan hukuman mati sebagai penjahat dan pembunuh. Tetapi melalui permintaan keras Da Vinci, eksekusi hukuman mati terhadap lelaki tersebut ditunda hingga proses melukisnya selesai.

Selama enam bulan proses penyelesaian tokoh Yudas, sang model hanya tertunduk dan terus diam seolah menyimpan banyak penyesalan. Setelah nyaris menyelesaikan karya lukisnya, Da Vinci meminta penjaga yang mengawasi sang napi untuk membawa lelaki tersebut kembali ke penjara. Sebelum dibawa kembali ke penjara, lelaki tersebut berlari ke hadapan Da Vinci sembari menangis.

"Da Vinci, apakah engkau tidak mengenal saya yang sebenarnya?" tanya lelaki tersebut seraya menangis.

"Saya tidak pernah mengenalmu sebelumnya sampai engkau dikeluarkan dari penjara bawah tanah Roma," jawab Da Vinci keheranan.

Lelaki tersebut semakin larut dalam kesedihan dan tangisannya. "Ya Tuhan, apakah saya sudah terjatuh begitu dalam?" ujarnya dalam hati. Sang model Yudas Iskariot kemudian memandang Da Vinci dengan mata berlinang air mata.

"Da Vinci, saya adalah anak muda yang kau lukis sebagai tokoh Yesus tujuh tahun silam," ucap lelaki tersebut sambil dibawa para penjaga pergi.

Akhirnya Da Vinci mengetahui bila tokoh yang mewakili Yudas Iskariot juga adalah pemuda tujuh tahun silam yang dilukisnya sebagai karakter Yesus.

Kisah di atas adalah sebuah kisah dibalik lukisan Perjamuan Terakhir. Ternyata, seiring berjalannya waktu, seseorang bisa saja menjadi lebih baik atau malah menjadi buruk dan semakin buruk. Setiap pilihan hidup ada di tangan kita sendiri.

1 komentar:

  1. Artikel yang bagus... Saya ingin berbagi article tentang Perjamuan Akhir di Milan di http://stenote-berkata.blogspot.hk/2018/03/milan-di-perjamuan-akhir.html
    Lihat juga video di youtube https://youtu.be/7G-Im8pb2i4

    ReplyDelete