Gambar ilustrasi ini adalah "nyata" :(

Pada masa dulu kala, sebelum dunia mengenal hari seperti sekarang. Sebelum dunia mengenal begitu panasnya siang. Sebelum dunia mengenal betapa gelapnya malam. Manusia pertama pun belum menginjakkkan kakinya di Bumi. Yang masih hidup pada saat itu adalah semua "sifat" manusia.

Suatu hari, mereka berkumpul dan merasa bosan daripada sebelumnya, sampai ketika Si Cerdik memberikan ide. "Ayo kita bermain petak umpet!" seru Si Cerdik. Semua yang mendengar merasa itu ide bagus. Lalu berteriaklah Si Gila, "Aku yang jaga! Aku akan menghitung."

Si Gila segera menutup matanya dan mulai berhitung. "Satu..dua..tiga..."

Sementara Si Gila berhitung, semua teman-temannya mulai bersembunyi. Si Lembut bersembunyi di ujung Bulan. Si Pengkhianat bersembunyi di balik tumpukan sampah. Kasih bersembunyi di antara gulungan awan. Si Malas bersembunyi begitu saja. Nafsu bersembunyi di pusat Bumi. Si Bohong mengatakan akan bersembunyi di bawah batu, tapi ternyata dia bersembunyi di bawah air. Sementara itu Si Tamak bersembunyi di balik seluruh Alam Semesta, tapi kemudian dimarahinya karena Alam Semesta terlalu sempit baginya. Tapi Si Ragu masih bingung bersembunyi di mana karena merasa ragu pada semua tempat.

Dan Si Gila masih terus menghitung, "79, 80, 81, ..." Ketika itu, semua temannya telah bersembunyi, kecuali Si Cinta. Seperti Si Ragu, demikianlah Cinta, dia tak bisa memutuskan kemana harus bersembunyi.

Pada saat Si Gila sampai pada hitungan ke-99, Si Cinta segera melompat bersembunyi ke kebun bunga Mawar. Dan dengan bersemangat Si Gila berbalik dan berteriak, "Bersiaplah, aku akan datang! Akan kutemukan kalian semua!"

Si Ragu adalah yang pertama ditemukan, karena dia masih mondar-mandir karena tak tahu ke mana harus sembunyi. Di susul oleh Si Malas, dia bahkan tidak punya semangat untuk mencoba bersembunyi.

Kemudian, secara hampir beruntun Si Gila segera menemukan Si Lembut di ujung bulan, Si Bohong di dasar air dan Nafsu di tengah-tengah Bumi. Satu persatu Si Gila menemukan mereka semua, kecuali Si Cinta. Si Gila mulai galau, karena putus asa untuk menemukan Cinta.

Tapi Si Cemburu yang iri pada Cinta yang belum juga ditemukan, berbisik pada Si Gila, "Carilah Cinta di sana, dia bersembunyi di semak bunga Mawar." katanya. Si Gila lalu mengambil garpu taman dan menusuk-nusuk secara serampangan kearah semak Mawar. Dia terus menusuk nusuk sampai terdengar suara teriakan dan tangis memilukan yang membuatnya berhenti. Cinta keluar dari persembunyiannya sambil menutup mukanya dengan tangan. Di antara jari-jarinya mengalir darah segar yang ternyata berasal dari kedua belah matanya.

Si Gila yang terlalu bersemangat untuk menemukan Cinta, tanpa sengaja telah melukai temannya. "Apa yang telah kulakukan!" teriaknya menyesal. "Aku telah membuatmu buta! Bagaimana aku harus memperbaikinya?"

Cinta menjawab, "Kau tak mungkin bisa memperbaikinya. Tapi kalau kamu bersedia melakukan sesuatu demi aku, kamu bisa menjadi penuntunku."

Dan semenjak itulah, Cinta itu buta namun dia bisa melihat dalam keadaan apapun, karena dia selalu didampingi oleh Si Gila. Itu juga sebabnya Cinta terkadang begitu sangat Gila.

0 komentar:

Post a Comment