Jangan sampai kehilangan kehidupan di Dunia Nyata-mu, karena Dunia Maya-mu. Saya memiliki lebih dari seribu teman di Facebook, tapi saya kesepian. Saya berinteraksi dengan mereka setiap hari, tapi sebagian besar tak mengenal saya. Masalah yang saya alami adalah adanya perbedaan antara menatap mata lawan bicara dan atau hanya melihat nama dan foto orang di layar.

Saya melangkah mundur dan membuka mata, melihat sekeliling dan menyadari bahwa media yang kita sebut sosial ini memang segalanya. Namun, ketika kita membuka komputer atau layar telepon maka saat itulah kita menutup pintu kita.

Semua teknologi yang kita miliki ini hanyalah suatu ilusi. Komunitas, persahabatan dan rasa kebersamaan. Ketika Anda beranjak dari perangkat khayalan itu, Anda tersadar dan melihat dunia yang membingungkan.

Dunia dimana kita diperbudak oleh teknologi yang diciptakan dan dijual oleh orang-orang kaya yang rakus. Dunia yang dipenuhi kepentingan pribadi, pencitraan, promosi diri.

Kita merasa paling bahagia ketika berbagi pengalaman, tapi akankah sama rasanya bila tidak ada orang lain di sekitar kita?

Datangi teman-teman Anda maka mereka akan balas mendatangi Anda. Dan mereka takkan mendatangi Anda bila sekedar bertemu di media sosial.

Kita selalu membanggakan diri dan mengharapkan pujian, sehingga kita tidak menyadari bahwa kita terasing secara sosial. Kita merangkai kata di "status" hingga terlihat hidup kita indah, padahal kita tidak tahu apakah ada yang benar-benar peduli.

Jadi jika Anda berada di tempat umum dan merasa kesepian, angkat tanganmu dan jauhkan dari telepon. Anda sungguh tidak harus selalu membutuhkannya. Saling berbicaralah dan belajar hidup berdampingan.

Kita menjadi anti sosial, kita tak lagi terpuaskan dengan hubungan antar manusia dan saling bertatap mata.

Kita dikelilingi oleh anak-anak yang sejak mereka dilahirkan melihat kita hidup bagai robot dan mereka menganggap itu normal.

Saat saya kecil, saya jarang di rumah. Saya selalu bermain dan bersepeda keluar bersama teman-teman saya. Sandal saya putus dan lutut kadang tergores karena memanjat pohon mangga milik tetangga.

Sekarang jalan dan taman begitu sunyi dan sepi, tak ada anak-anak yang bermain. Tak ada yang berlari, melompat, bahkan kejar-kejaran.

Kita adalah generasi idiot, smart phone dan dumb people.

Alihkan perhatian dari telepon Anda, matikan layarnya. Waktu yang terbatas tak harus disia-siakan untuk berkutat di internet. Karena bila saatnya tiba, yang ada hanyalah penyesalan.

Saya merasa bersalah dengan menjadi bagian dari semua teknologi ini, dimana kita berinteraksi tanpa terlihat, tanpa saling bertatap mata.

Janganlah Anda masuk ke dalam kehidupan yang mengikuti publisitas berlebihan. Berikan perhatian sebenarnya terhadap orang yang Anda sayangi, bukannya sekedar memberi mereka "like".

Jadi alihkan perhatian dari telepon Anda, matikan layarnya. Hentikan membaca tulisan ini, dan jalani kehidupan secara nyata.

0 komentar:

Post a Comment