Sinopsis Film A Perfect Day
Menjadi seorang relawan di zona perang mungkin sebuah pekerjaan mulia yang hanya dilakukan oleh sedikit orang. Sama seperti sebuah kelompok relawan yang bertugas menyelesaikan krisis air di medan konflik. Kelompok tersebut dipimpin oleh Mambrú (Benicio Del Toro) bersama kedua rekannya B (Tim Robbins) dan Sophie (Mélanie Thierry) serta seorang penerjemah setempat bernama Damir (Fedja Stukan).
Suatu hari mereka akan membersihkan sumur yang biasanya dipakai para warga lokal untuk minum dari sebuah mayat yang mungkin sengaja diletakkan di dasar sumur tersebut. Sayangnya tali untuk mengangkat naik mayat tersebut terputus. Memaksa Mambrú harus berpindah dari desa satu ke desa lainnya untuk mencari dan mendapatkan tali.
Akan tetapi pekerjaan Mambrú sedikit terganggu ketika Katya (Olga Kurylenko) bergabung di tim Mambrú. Katya sendiri adalah perempuan yang pernah berselingkuh dengannya. Meski masa lalu, hal itu tampak berhasil memecah konstentrasi Mambrú. Untungnya ada Nikola (Eldar Residovic), anak kecil setempat yang membantu Mambrú mendapatkan tali untuk melanjutkan pekerjaan mereka.
Jujur saya cukup menikmati film ini walau sadar materi yang digarap sutradara Fernando León de Aranoa cukup sulit untuk saya pahami. Meski berlatar belakang mengenai perang, bukan berarti A Perfect Day lantas menyertakan ada adegan tembak menembak. Sajauh yang saya lihat, di film ini tak satu pun ada letusan senjata yang terdengar.
Cerita hanya berpusat tentang sebuah tim pekerja yang ingin mengangkat mayat dari sumur. Mereka dikacaukan oleh sikap apatis tentara lokal dan carut marutnya birokrasi tentara PBB yang menghalangi tujuan mereka yang sebenarnya cukup mulia. Yaitu membantu warga lokal mendapatkan air bersih. Mengingatkan saya dengan sistem birokrasi negeri ini yang begitu menindas rakyat golongan menengah ke bawah (curhat).
Di pertengahan, cerita sedikit melenceng sejak munculnya karakter Katya yang diperankan oleh Olga Kurylenko. Dimana konflik awal sedikit terlupakan dengan kisah percintaan antara Mambrú dan Katya. Untungnya itu tak terlalu lama sehingga cerita kembali fokus pada plot utama.
Film A Perfect Day merupakan kisah nyata yang dituliskan Paula Farias melalui novelnya. Jadi hanya menceritakan bagaimana orang-orang pada masa perang menghabiskan hari-hari mereka seperti biasanya. Jadi tak ada adegan dor-doran atau konflik perbatasan dan sebagainya seperti yang terjadi pada film perang Timur Tengah pada umumnya.
Sebuah film yang tidak pandang bulu, tak ada pahlawan, hanya pengalaman. Tidak ada problem, hanya kesedihan. Tidak ada cara yang tepat untuk menjalani hari selain saling membantu. Setidaknya itulah premis yang ingin ditunjukkan di film ini. Sehingga pada akhirnya, ending yang diperlihatkan bukanlah ending seperti film lainnya. Melainkan sebuah adegan selanjutnya yang tak harus ditunjukkan selamanya. Karena begitulah perang, pada akhirnya pekerjaan mereka berakhir ketika perang juga berakhir. 6/10.
Plot Keywords: volunteer | soldier | rope | ball | landmine
Genres: Drama
Country: Spain
Language: English | Serbian | Spanish | French | Bosnian
Release Date: 15 January 2016 (USA)
Also Known As: El pozo
Filming Locations: Alquife, Granada, Andalucía, Spain
Production Co: Mediapro, Reposado Producciones, Televisión Española (TVE)
Genres: Drama
Country: Spain
Language: English | Serbian | Spanish | French | Bosnian
Release Date: 15 January 2016 (USA)
Also Known As: El pozo
Filming Locations: Alquife, Granada, Andalucía, Spain
Production Co: Mediapro, Reposado Producciones, Televisión Española (TVE)
0 komentar:
Post a Comment