Sinopsis Film Mad Max: Fury Road


Sejak awal, saya menyadari kalau film ini tidak membuang banyak waktu. Cerita langsung to the point dalam waktu singkat. Dari menit awal hingga durasi terakhir, penonton akan dibawa pada aksi kejar-kejaran dan memacu adrenalin penonton sampai akhir film.

Latarnya begitu "kuning", kotor dan berteknologi rendah. Banyak adegan dipenuhi dengan mobil dan truk modifikasi yang menakjubkan. Diisi oleh pemain yang melakukan adegan senyata mungkin. Dan saya tak melihat terlalu banyak sentuh CGI ataupun visual efek di film ini.

Satu hal yang membuat saya kebingungan, yaitu kehadiran karakter bergitar yang sejak awal film cuma main gitar. Tak ada perlawanan bahkan tak memiliki pengaruh sama sekali. Tapi bagi saya, itu tetap saja menghibur.

Lalu ada juga yang hal yang tak pernah ketinggalan, yaitu urusan cinta. Meski film dengan durasi 120 menit hanya menampilkan adegan action semata, tapi sutradara George Miller tak lupa untuk membumbui filmnya dengan hubungan cinta antara karakter Nux dengan karakter Cheedo.

Saya pernah melihat film Mad Max tahun 80-an di Fox Movies yang diperankan oleh Mel Gibson. Hanya butuh kurang dari satu menit saya jadi bosan menontonnya karena adegan kejar-kejaran tanpa alasan terjadi tanpa memiliki cerita yang jelas. Itu karena saya menontonnya dari pertengahan durasi. Apalagi bagi saya pribadi, film jaman dulu tak pernah bisa dijadikan tolak ukur sebagai film bagus jika dinilai di masa sekarang.

Sejalan dengan itu, saya benar-benar menyadari kalau George Miller memang tak pernah letih menekankan bahwa film Mad Max memang memiliki jalan cerita yang kontras dengan aksi kejar-kejarannya. Ada kritik yang menuntut perubahan, tapi saya rasa George Miller akan tetap pada keyakinannya bahwa Mad Max sejatinya akan selalu bercerita kejar-kejaran seperti itu. 10/10.


Setelah kekacauan besar melanda bumi, moral manusia rusak sehingga menimbulkan teror. Bumi yang menjadi asam, membuat manusia sepenuhnya memenuhi kebutuhan dengan cara mereka masing-masing demi mendapatkan air.

Orang paling berpengaruh pada saat itu adalah Immortan Joe (Hugh Keays-Byrne), karena hanya ia yang mengendalikan air jadi ia juga yang menguasai dan men-doktrin orang-orang yang tunduk padanya.

Immortan Joe lalu menugaskan Imperator kepercayaannya yang bernama Furiosa (Charlize Theron) untuk berangkat merebut bahan bakar di Gas Town. Tapi tanpa sepengetahuan Joe, Furiosa yang mengendarai War Rig mengkhianati Joe dengan menculik lima istri cantik Immortan Joe untuk dibebaskan.

Mereka adalah Splendid Angharad (Rosie Huntington-Whiteley), Toast (Zoƫ Kravitz), Capable (Riley Keough), Dag (Abbey Lee) dan Cheedo (Courtney Eaton).

Dalam perjalanan mengejar Furiosa, salah satu War Boys yang bernama Nux (Nicholas Hoult) harus mengalami kesulitan ketika "kantong darah"nya yang bernama Max (Tom Hardy) berpihak pada Furiosa. Meski awalnya mereka tak saling percaya, kini Max dan Furiosa bekerja sama untuk menyelamatkan para istri dari Immortan Joe.

Sayangnya, dalam pengejaran itu, Splendid tak berhasil selamat. Parahnya lagi, tempat yang dituju Furiosa ternyata tak seperti yang ia bayangkan. Satunya-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan jalan kembali pulang. Membunuh Immortan Joe dan merebut Citadel.


Max : "They've got my blood. Now it's my car!"





2 komentar:

  1. Siapa bilang sang gitaris gak punya pengaruh sama sekali. :)
    Dari segi cerita secara implisit mungkin iya, tp dr si Immortan Joe-nya sendiri itu sebuah spirit booster :D fyi,Hampir semua pasukan perang non gerilya memakai jasa para musisi. Biar rame aja. Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. memangkan ga pengaruh sm cerita,
      cm dipake buat nyemangatin para War Boys :-d

      Delete